Senin, 10 November 2014

Warga 10 desa ingin memisahkan dari NKRI karena kelaparan

Kabar menyedihkan kembali datang dari warga Indonesia
yang tinggal di perbatasan dengan Malaysia. Warga 10
desa di Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu,
Provinsi Kalimantan Timur dilanda kelaparan.
Warga 10 desa itu ingin masuk menjadi warga negara
Serawak, Malaysia karena merasa nasibnya tidak
diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Selama ini warga
10 desa di wilayah Long Apri itu hidup sangat
memprihatinkan dan jauh dari akses yang layak.

Tidak mau hidup sengsara dan didera kelaparan, mereka
akhirnya memutuskan untuk pindah kewarganegaraan ke
negeri jiran. Namun aksi warga 10 desa itu akhirnya bisa
diredam dan mereka kembali ke NKRI.
Lalu mengapa warga 10 desa itu bisa kelaparan? Dan apa
yang membuat warga akhirnya kembali ke Pangkuan Ibu
Pertiwi? Berikut kisahnya tragis warga 10 desa tersebut
yang dikutip dari Antara, Senin (10/11):

Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman,
dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Provinsi Kaltim Frederik
Bid ketika mendengar ancaman 10 desa di Mahakam Ulu
(Mahulu), langsung naik helikopter bersama TNI ke lokasi.
Tim datang untuk memantau dan mendengar langsung apa
yang menyebabkan warga ingin keluar dari NKRI.

Setelah pihaknya melakukan pertemuan dengan perwakilan
warga di 10 desa, akhirnya didapat jawaban apa yang
menjadi penyebab mengapa sampai mereka mengancam
ingin pindah warga negara.

Masalah utamanya adalah warga di 10 desa tersebut
menjerit karena lapar akibat adanya beberapa faktor,
seperti kemarau yang berkepanjangan dan minimnya
infrastruktur di kawasan itu sehingga menyebabkan
berbagai bahan kebutuhan pokok harganya sangat tinggi.

Wakil Guberur Kaltim M Mukmin Faisyal HP bersama
jajaran TNI melakukan kunjungan ke Kampung Tiong
Ohang, Long Apari. Dalam kunjungan diketahui bahwa
kemarau panjang hingga tujuh bulan, ternyata bukan saja
berdampak pada ekonomi, tetapi juga mampu mengganggu
stabilitas kehidupan masyarakat di sepuluh desa atau
kampung di Long Apari.
Akibat kemarau, selain tanaman warga tidak berbuah dan
tidak bisa panen, juga tersendatnya pendistribusian
sembako dan obat-obatan bagi pelayanan di Puskesmas di
sepuluh kampung karena jalur sungai yang selama ini
digunakan menjadi kering sehingga speed boat dan
ketinting tidak bisa lewat.

Atas kondisi tersebut dan untuk memenuhi tuntutan
masyarakat, maka Pemprov Kaltim bersama TNI dari
jajaran Kodam VI Mulawarman dan Korem 091 Aji
Suryanatakesuma berkunjung sekaligus memberikan bantuan
sembako dan bakti sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar